;

Krisis Bank Terbesar Kedua AS: Runtuhnya Silicon Valley Bank Akibat Kenaikan Suku Bunga dan Bank Run

Ekonomi fahri rahardian 21 Mar 2023 Tim Labirin
Krisis Bank Terbesar Kedua AS: Runtuhnya Silicon Valley Bank Akibat Kenaikan Suku Bunga dan Bank Run

Pada hari Jumat 10 Maret, Silicon Valley Bank (SVB), bank khusus terbesar di California, mengalami kebangkrutan akibat krisis modal dan bank run. Ini merupakan kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS setelah Washington Mutual pada tahun 2008. Fenomena ini membuat Regulator California menutup bank tersebut dan menempatkannya di bawah kurator Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) AS. SVB didirikan pada tahun 1983 dan telah menyediakan pembiayaan untuk hampir setengah perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan di AS.

Runtuhnya SVB dipicu oleh kenaikan tingkat suku bunga yang dinaikkan oleh Federal Reserve AS, sehingga mengganggu proses penggalangan dana investasi dari perusahaan startup yang merupakan klien SVB. Suku bunga yang lebih tinggi juga menyebabkan erosi nilai obligasi jangka panjang yang diperoleh SVB dan bank-bank lain selama era ultra-low interest rates pandemi COVID-19. Hal ini juga memaksa perusahaan-perusahaan startup untuk menarik dana dari SVB, sehingga SVB mengalami kerugian besar dari obligasi dan laju penarikan dana nasabah yang meningkat. SVB mencoba memperbaiki kondisi keuangan mereka dengan menjual investasi obligasi jangka panjang dan saham baru, namun hal ini menyebabkan kepanikan di antara perusahaan-perusahaan pemodal utama yang menyarankan perusahaan lain untuk menarik dana mereka dari SVB. Akibatnya, saham SVB mulai anjlok pada hari Kamis, dan pada hari Jumat, perdagangan saham SVB dihentikan.

Fenomena ini serupa dengan kejadian pada tahun 2008, dimana bisnis pendanaan subprime mortgage Lehman Brothers mengalami kerugian hingga $2,8 miliar pada Juni 2008 akibat banyaknya klien yang gagal bayar akibat krisis pada tahun tersebut. Krisis ini membuat investor mulai memiliki pandangan negatif, sehingga saham Lehman Brothers turun hingga 77% pada September 2008, dan pada 15 September 2008 Lehman Brothers menyatakan kejatuhannya dengan nilai kerugian $3,9 miliar dan sisa nilai aset hanya $1 miliar.

Sementara itu, di tahun yang sama, bank konservatif Washington Mutual (WaMu) juga mengalami kejatuhan yang serupa, terutama dalam pendanaan subprime mortgage. Saat berita kejatuhan Lehman Brothers tersebar, investor WaMu mulai panik dan melakukan penarikan dana dalam jumlah besar, sehingga pada 25 September 2008 FDIC mengambil alih situasi dan menjual WaMu pada JPMorgan Chase dengan nilai $1,9 miliar. Dalam kedua kasus tersebut, kejatuhan perbankan disebabkan oleh kegagalan dalam melakukan investasi yang menggunakan dana deposit nasabah, namun penyebabnya berbeda. Investasi Lehman Brothers dan WaMu melalui subprime mortgage gagal karena jatuhnya harga properti tahun 2007, sedangkan SVB dan Silvergate mengalami kegagalan karena kerugian investasi long-term bonds akibat kenaikan tingkat suku bunga AS.

Pola kejadian yang teridentifikasi adalah ketika investor besar melihat atau menilai hal negatif yang terjadi akibat kegagalan investasi yang dilakukan oleh perbankan, maka mereka melakukan tindakan protektif seketika dengan mengeluarkan investasi mereka. Hal ini memicu kepanikan para investor dan nasabah untuk melakukan hal yang serupa, sehingga terjadi penarikan dana secara simultan yang menjadi bola salju bank run yang berujung pada kejatuhan seperti yang dialami oleh SVB, Lehman Brothers, dan WaMu.








Download Aplikasi Labirin :